BENARKAH KUNYIT BISA CEGAH PENYEBARAN VIRUS CORONA
Belakangan
ini, beredar kabar bahwa kandungan pada bahan rempah-rempah seperti kunyit,
temulawak, jahe, dan sereh dapat bantu untuk cegah COVID-19. Kabar tersebut
berawal dari sebuah riset yang dilakukan oleh guru besar biokimia dan biologi
molekuler Universitas Airlangga, Chaerul Anwar Nidom. Lantas, seperti apa
kebenarannya?
Benarkah bisa cegah virus
COVID-19?
Belum
ada penelitian yang melakukan efek kurkumin pada virus COVID-19. Saat kabar
khasiat kurkumin untuk bantu cegah virus corona beredar, Nidom menjelaskan
bahwa penelitian yang dilakukannya tersebut terjadi sebelum munculnya COVID-19.
Pada
sebuah studi di tahun 2014, kurkumin dapat menekan kelebihan sitokin seperti
IL-6 dan IL-10 yang dapat memicu peradangan. Penekanan terhadap sitokin juga
berhubungan erat dengan peningkatan klinis pada kasus infeksi virus yang parah.
Keunggulan
lainnya, zat ini juga tergolong sangat aman untuk dikonsumsi bahkan pada dosis
yang tinggi. Kurkumin juga sudah banyak digunakan dalam bahan makanan
sehari-hari terutama di Indonesia. Cakupan aktivitas antivirusnya juga cukup
luas sehingga menjadikan bahan ini sebagai pilihan pengobatan alternatif yang
baik.
Meski
demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memutuskan apakah
kurkumin benar-benar dapat digunakan sebagai obat klinis. Kelarutan molekulnya
yang rendah serta metabolisme yang cepat menghambat penggunaannya sehingga zat
ini tidak menghasilkan efek yang dapat menyembuhkan.
Selain
itu, penelitian yang berfokus pada efeknya untuk penyakit infeksi pada manusia
sendiri belum pernah dilakukan. Konsumsi kurkumin dari temulawak untuk saat ini
hanya dianggap sebagai salah satu langkah dalam meningkatkan imunitas tubuh
yang mungkin akan berguna untuk cegah infeksi COVID-19.
Khasiat kurkumin yang baik untuk kesehatan
Rempah-rempah
yang mengandung zat ini banyak tumbuh di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di
Eropa, kandungan kurkumin pada kunyit kerap dimanfaatkan sebagai pewarna alami
untuk kain dan produk pakaian lainnya. Sedangkan di Asia lebih banyak digunakan
untuk bahan makanan seperti masakan tradisional atau kue.
Tidak
hanya untuk penggunaan sehari-hari, kurkumin juga memiliki berbagai manfaat
untuk kesehatan. Terbukti banyak obat-obatan herbal yang menggunakan tanaman
yang mengandung zat tersebut sebagai bahannya karena dipercaya dapat membantu
dalam mencegah dan menangani berbagai penyakit.
Banyak
penelitian yang telah dilakukan terhadap khasiatnya dalam pengobatan kanker.
Ditemukan bahwa kurkumin dapat mendorong kematian sel kanker dan menghambat
pertumbuhan pembuluh darah baru dalam tumor.
Penelitian
lain memperlihatkan adanya pengurangan lesi yang berisiko kanker dalam usus
besar sebanyak 40% pada pasien yang mengonsumsi 4 gram kurkumin perharinya.
Temulawak untuk membantu tangkal penyebaran virus
Seperti
yang sudah diketahui, wabah yang sedang terjadi di beberapa negara tersebut
merupakan penyakit dengan tingkat penularan yang sangat tinggi. Perlu
diketahui, penyakit menular tersebut biasanya disebabkan oleh virus patogen dan
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.
Ketika
sudah menyebar kepada banyak orang, hal ini akan mengakibatkan epidemi seperti
apa yang terjadi pada saat penyakit SARS muncul.
Sebetulnya,
komponen antivirus tidak hanya ditemukan pada kurkumin. Komponen ini juga
ditemukan pada bahan yang lainnya seperti dalam teh hijau dan kayu manis.
Adanya aktivitas antivirus yang dimiliki kurkumin sudah terlihat pada virus
hepatitis, arbovirus seperti Zika (ZIKV) dan chikungunya, serta virus penyebab
influenza.
Salah
satunya adalah terlihatnya potensi sebagai pengobatan alternatif untuk penyakit
flu burung. Virus flu burung termasuk ke dalam virus influenza golongan A yang
banyak ditemukan pada unggas dan dapat menyebabkan pandemi parah.
Saat
itu, pengobatan dilakukan dengan menggunakan inhibitor M2 (amantadine,
rimantadine) dan inhibitor neuraminidase. Namun, karena virus yang resisten
terhadap obat terus meningkat, penggunaan inhibitor M2 pun menjadi tidak
efektif dan tidak dianjurkan lagi.
Dengan
itulah beberapa penelitian pun menguji efek kurkumin sebagai salah satu
alternatif pengobatan secara in
vitro (uji dalam gelas kaca). Hasilnya, zat ini ternyata dapat
menghambat penyerapan virus, replikasi dan produksi partikel dengan
mengeluarkan molekul yang menghalangi proses terikatnya virus pada sel inang.
0 Response to "BENARKAH KUNYIT BISA CEGAH PENYEBARAN VIRUS CORONA"
Post a Comment